Profil Narasumber
(Saat
ini – 2015) bekerja di PSF SDO Jakarta. (2018) Master Trainer Sertifikasi BNSP.
(2015-2013) Kepala sekolah Ananda Islamic School Jakarta Barat.
(2013-2000) Koordinator guru dan guru
kelas di Global Jaya International School Jakarta.
2009) Blog Pendidikan terbaik Detik.com (2010) Microsoft Indonesia Innovative Educators. (2011) Guru Era Baru oleh Acer Indonesia. (2012) The BOBs (Best of the Blogs) Deutsche Welle Germany (2014) Penulis “Suluh Tak Kenal Peluh’ Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). (2014- 2016). Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta (2014-2017) KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) juri dan pelatih lomba inovasi pembelajaran TK-SMA.
Materi
Paparan pertama dari narasumber adalah
tulisan dari blog bapak Dahlan Iskan. Materi disampaikan dengan mencermati tulisan tersebut. Beliau menamai materi hari ini dengan
judul “Menulis Ala Dahlan Iskan”. Semua orang kenal beliau, mantan pejabat
negeri ini beliau ternyata blogger.
SATU PILOT. Yang ingin menyumbang paru
terus bertambah. Sampai kemarin meningkat menjadi 30 orang. Demi nyawa seorang
pilot Inggris itu. Yang bekerja di Vietnam Airlines itu.
Ia satu-satunya penderita Covid-19 di
Vietnam yang berpotensi akan meninggal dunia (Baca DI’s Way: Satu Nyawa).
Rakyat Vietnam tidak mau pilot itu meninggal. Agar Vietnam tetap tercatat di
sejarah Covid-19 --sebagai satu-satunya negara yang tidak ada korban meninggal
dunia.
Tapi kondisi paru pilot itu terus
memburuk. Sekarang sudah sepenuhnya tergantung pada paru buatan. Darah pilot
itu --namanya Pasien No. 91-- harus dilewatkan mesin yang berfungsi sebagai
paru. Dari mesin itu darah dialirkan kembali ke jantung. Untuk diedarkan ke
seluruh tubuh --dengan oksigen yang didapat di mesin paru itu.
Memang tim dokter sudah memutuskan: akan
melakukan transplant paru. Tinggal menunggu donor. Sebenarnya transplant itu
sudah dilakukan kemarin. Sudah ada orang meninggal di rumah sakit itu. Tapi,
setelah diperiksa, parunya tidak sehat. Terkena infeksi. Batal.
UU di Vietnam memang masih melarang
transplant dengan pendonor orang yang masih hidup --untuk menghindari
perdagangan organ. Tentu pemerintah komunis Vietnam bisa saja bikin pengecualian.
Kalau keadaannya sangat darurat.
Hanya, kondisi Pasien No. 91 itu masih
bisa bertahan beberapa hari lagi. Dengan paru buatan itu. Siapa tahu masih akan
ada lagi calon donor cadaver.
Transplant paru sendiri kini memang
sudah mulai umum. Dengan biaya sekitar Rp 1 miliar (di India) atau Rp 1,5
miliar (di Inggris). Tergantung kondisi pasien.
Memang transplant paru sangat sulit.
Tidak semudah transplant liver. Apalagi transplant ginjal. Namun kisah
suksesnya sudah kian tinggi.
Satu kota kecil --untuk ukuran di sana--
di Tiongkok pun sudah bisa melakukannya. Kota Wuxi tercatat sebagai yang
pertama melakukan transplant paru pasien Covid-19. Untuk dua paru sekaligus.
Sukses pula.
Sejarah itu dibuat tanggal 29 Februari
lalu. Itu hari Sabtu. Baru disiarkan media di sana hari Senin lusanya.
Kota kecil Wuxi letaknya satu jam
perjalanan kereta cepat dari Shanghai --ke arah Nanjing. Wuxi adalah kota
industri --semua daerah di antara Shanghai-Nanjing adalah kawasan industri.
Setiap hari lebih 50 kereta cepat menghubungkan Shanghai-Nanjing. Beberapa di
antaranya berhenti di stasiun Wuxi.
Pasien Covid-19 yang menjalani
transplant paru di Wuxi itu berumur 54 tahun.
Sebenarnya ia sudah sembuh dari Covid.
Sudah dites nucleus acid. Dua kali. Selalu negatif.
Tapi parunya bermasalah. Lendirnya
sangat lengket di paru. Itu menyebabkan si pasien tidak bisa bernafas. Sangat
tersiksa.
Tapi kondisi organ lain pasien itu
sangat baik. Ia pun memenuhi syarat untuk di-transplant. Berhasil.
Vietnam memang belum berpengalaman di
bidang itu. Belum ahli. Tapi tim Wuxi bisa dengan cepat membantu. Sesama negara
komunis. Bertetangga pula.
Tapi kelihatannya Vietnam akan minta
bantuan Jepang. Di Jepang sudah lebih sering dilakukan transplant paru.
Tim dari Jepang itulah yang selama ini
membantu dokter Vietnam untuk mengembangkan ilmu transplant. Bahkan pernah
mempraktekkannya.
Dan lagi Jepang lah sahabat terbaik
Vietnam --bukan Tiongkok. Investor asing terbesar di Vietnam adalah Jepang.
Hubungan Vietnam dengan Tiongkok seperti Wahabi dan Syi'ah. Sama-sama komunis
tapi mazhabnya berbeda. Bahkan pernah saling serang.
Vietnam sangat percaya pada Jepang.
Waktu dokter Vietnam ingin melakukan transplant pembimbingnya dari Jepang.
Termasuk saat ingin mempraktekkan transplant paru yang pertama. Dua tahun lalu.
Dengan didampingi tim Jepang itu dokter
Vietnam sudah sukses melakukan uji coba transplant paru itu. Di Ho Chi Minh
City. Yakni tahun 2017. Pasien yang diuji coba waktu itu adalah seorang anak
umur 7 tahun. Berhasil.
Tim itulah yang kelihatannya akan
menangani transplantasi Pasien No. 91 sebentar hari lagi.
Memang tingkat sukses transplant paru
ini masih rendah --dibanding transplantasi organ lainnya. Tapi kemajuan terus
terjadi. Tahun lalu sudah 80 persen pasien transplant paru yang bisa hidup
lebih dari 1 tahun.
Yang bisa hidup lebih dari lima tahun
baru 30-50 persen. Yang bisa 8 tahun lebih kecil lagi.
Tapi tetap saja ada campur tangan Tuhan.
Saya dulu --tahun 2006-- juga sudah diberi tahu: maksimal bisa hidup 5 tahun
lagi. Bisa jadi benih-benih kanker akan muncul lagi. Saya diminta berpikir
ulang.
Saya pun tetap memutuskan transplant.
Kanker saya sudah memenuhi hati. Badan saya sudah bengkak. Wajah saya sudah
menghitam.
Saya sangat siap untuk transplant.
Tambah umur lima tahun sangatlah lumayan. Berarti akan meninggal umur 60 tahun.
Sudah lebih pantas.
”Kalau organ yang lain masih tetap baik,
lima tahun kemudian bisa transplant lagi,” ujar dokter waktu itu --memberi
harapan tambahan.
Saya diam saja. Lima tahun masih lama.
Dipikir kelak saja.
Menjelang lima tahun itu saya diperiksa
detail sekali: tidak ada tanda-tanda munculnya kanker hati yang baru.
Alhamdulillah.
Lima
tahun kedua diperiksa lagi. Tetap bersih.
Alhamdulillah.
Dua tahun lagi
adalah lima tahun ketiga.
Kondisi badan
pilot di Vietnam itu juga sangat baik. Semua organ lainnya masih mendukung.
Kans untuk sukses sangat besar. Apalagi kalau kedisiplinan setelah transplant
tetap tinggi --disiplin makan obat, atur diet, dan gaya hidup.
Bahkan di
Amerika sudah ada bukti. Pasien transplant paru --tahap awal dulu-- masih hidup
sampai sekarang. Sudah 26 tahun.
Namanya: Tom
Mathews. Umurnya saat ini 55 tahun.
Peristiwa itu
terjadi ketika umurnya 29 tahun. Di Cleveland, Ohio. Saat itu transplant paru
baru dua tahun dicoba.
Tom memenuhi
syarat untuk ditransplantasi. Ia sudah terancam meninggal segera. Ia menderita
penyakit turunan: cystic fibrosis --lendir di paru yang mestinya cair menjadi
lengket.
Organ lainnya
baik.
Tom sehat
kembali. Ia pun kawin dengan Kim. Lalu mengambil dua anak angkat: laki dan
perempuan --kini berumur 22 dan 20 tahun.
Sepuluh tahun
kemudian Tom harus transplant lagi. Kali ini lebih mudah: transplant ginjal.
Mungkin akibat efek samping obat yang harus diminum rutin pasca transplant. Agar
paru yang baru itu tidak ditolak oleh badan Tom. Efek samping obat itu memang
tidak baik untuk ginjal, diabetes dan darah tinggi.
Mungkin yang
terakhir itu pula yang membuat saya terkena tekanan darah tinggi. Sampai
terjadi aorta dissection --pembuluh darah utama saya pecah sepanjang 50 cm. Itu
terjadi di Madinah, Arab Saudi, tepat 10 tahun setelah transplant hati.
Itulah pandangan
positif saya –daripada mengaku darah tinggi itu akibat sesuatu yang sia-sia
itu.
Saya pun ikut optimistis pilot di Vietnam itu akan masuk golongan yang sukses. Bisa berumur panjang. Ia muda. Ia pilot --yang biasanya disiplin. Ia bukan wartawan --yang biasa urakan. Ia tidak merokok. Apalagi di Vietnam banyak gadis cantik nan jelita --seperti digambarkan dalam teater Miss Saigon. (Dahlan Iskan.
Tulisan pak Dahlan Iskan mengajarkan bagaimana menulis di blog.
1.
Persingkat kalimat Anda.
2.
Buat poin Anda segera bisa dibaca atau
ditebak.
3.
Persingkat pengantar.
4.
Gunakan kata-kata sederhana.
5.
Tambahkan grafik dan statistik.
6.
Gunakan lebih banyak titik, lebih
sedikit koma.
7.
Menulis untuk membaca sepintas lalu,
bukan membaca dalam-dalam.
8.
Tebalkan hal yang menjadi pokok pikiran
utama.
9.
Buat pembaca penasaran dengan kalimat
pertama
10.
Paragraf kecil > Paragraf panjang
11.
Periksa alurnya
12.
Tulis ulang setelah Anda menulis
13.
Baca dengan keras apa yang Anda tulis
14.
Saat membuat paragraf persingkat hingga
3 kalimat.
15.
Buat kalimat hingga maksimal 17 kata.
16.
Potong kata-kata menjadi kalimat yang lebih pendek jika Anda
bisa.
17.
Terkadang, paragraf satu kalimat itu
mengagumkan.
18.
Kiat penulisan sederhana: Semakin banyak
titik, semakin sedikit koma.
19.
Hubungkan ke kalimat sebelumnya.
20.
Tautan ke kalimat berikut.
21.
Hilangkan segala sesuatu yang menambah
kebingungan.
22.
Tambahkan detail berwarna-warni --
beragam.
23.
Hapus kata-kata yang tidak perlu.
“Kebanyakan orang menangani kata-kata
seolah-olah itu adalah uang receh: ringan, murah, dapat dibuang. Sebagai gantinya,
saya ingin Anda menanganinya seolah-olah itu penutup lubang atau beban seberat
50 kilo di gym. Pikirkan sebelum Anda mengambilnya. Lihatlah sebelum Anda
meletakkannya. "
"Komunikator yang buruk ia berkomunikasi seperti orang mengoceh. Komunikator yang baik meninggalkan detail yang tidak perlu. Komunikator yang luar biasa memperlakukan kata-kata sebagai komoditas yang paling langka."
Kiat-kita dalam penulisan: tambahkan metafora. Konsep abstrak sulit dipahami. Tetapi metafora membuatnya konkret. Membaca tanpa metafora seperti tersandung di sekitar rumah Anda dalam gelap. Tetapi membaca dengan metafora seperti berjalan dalam cahaya.
Contoh Metafora: Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
Raja
siang keluar dari ufuk timur.
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
Raja
malam telah keluar dari paraduannya.
Dan bukan hanya metafora saja tapi juga
hiperbola atau personifikasi juga bisa digunakan.
Ilustrasi:
Kita perlu tahu siapa yang menajdi
target pembaca kita. Itu menentukan juga pilihan kata kita.
Kesimpulan:
Dalam menulis penting sekali untuk memberikan ide atau gambaran pada pembaca kita. Dalam menulis seseorang bisa menulis apa saja. Namun pertarungan sebenarnya adalah pada proses editing. Dalam menulis seseorang bisa menulis apa saja. Namun pertarungan sebenarnya adalah pada proses editing. Empat proses saat melakukan proses editing tulisan Anda.
Bagian 1: cek ide, area atau gambaran besar tulisan anda seperti struktur dan narasi. Sebenarnya apa yang anda ingin sampaikan.
Bagian 2: Baca dengan kacamata sebagai seorang krititikus yang paling keras bagi tulisan anda sendiri.
Bagian 3: Jangan menambahkan apa pun.
Cukup hapus atau delete.
Bagian 4: Tambahkan gaya pada tulisan
Anda untuk membuatnya indah.
Saat ini posisi seseorang dalam pekerjaan dan karier tergantung seberapa banyak
ia menulis. Jika anda guru dan pendidik tanpa menulis anda hanya akan jadi guru
biasa yang mencari penghasilan. Dengan menulis 'kelas' anda akan naik menjadi
guru yang kreatif dan inspiratif bagi orang lain yang membaca tulisan anda.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar